Kamis, 31 Juli 2008

Biography (Biografi) : Oprah Winfrey

Bermodal keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.
TAHUKAH ANDA?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumahtangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras. “Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia” katanya dalam suatu wawancaranya.
Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.
Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia
diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.
Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..
Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!
Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama.
Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.
Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.
Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. “Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini” ujarnya berharap.
Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani

Sepasang orang tua yang juga membutuhkan kasih sayang

Saya selalu berpikir bahwa orang tua juga harus sama seperti kita, bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di dunia; teknologi
baru, informasi baru, system pengelolaan keuangan baru. Sampai pada
beberapa tahun terakhir ini saya baru menyadari bahwa mereka berusaha
mengejarnya dengan susah payah. Kebanyakan system remote-control yang
rumit, istilah-istilah teknis yang tidak dimengerti, sampai pada
pengelolaan keuangan yang masih asing bagi mereka. Akhir-akhir ini saya
baru menyadari bahwa tidak jarang orang tua saya menahan untuk tidak
membicarakan apa yang mereka ingin tanyakan, atau apa yang ingin mereka
lakukan, hanya karena takut mengganggu kami. Tulisan ini sungguh
merupakan artikel yang bagus.

Jika bukan karena perjalanan jauh kali ini, saya yang bodoh ini pasti
tidak akan mengetahuinya. Papa mama yang sudah merawat kami tanpa pamrih
selama ini, terutama Papa yang sudah pensiun belasan tahun yang lalu,
tanpa terasa menua begitu cepat. Kami lima bersaudara, tetapi hanya tiga
yang bisa berkumpul, memutuskan untuk menemani Papa Mama pergi
jalan-jalan ke Singapore. Dalam perjalanan di atas pesawat, selama 4 jam
Papa tidak pergi ke toilet. Meskipun kami sudah berusaha membujuknya,
tetapi ia tetap tidak bergeming. Setiap kami sampai ke suatu tempat
wisata, ia pun hanya masuk toilet kalau sudah terpaksa sekali. Suatu
kali, Papa masuk ke toilet lama sekali. Setelah keluar dan tidak melihat
kami, ia melihat kesana kemari. Sampai pada tahap ini saja, Papa juga
tidak membuka mulutnya untuk berteriak sehingga membuat kami
anak-anaknya kehilangan muka. Papa hanya berdiri kebingungan di tengah
kerumunan orang-orang asing, tetapi tetap tenang dan sabar menunggu
kemunculan anak-anaknya. Akhirnya saya mengerti mengapa Papa tidak mau
ke toilet saat jalan- jalan.

Dulu, masih kecil dan belum mengerti. Sering menertawakan Nenek yang
sudah berumur 80 tahun lebih, mengancingkan baju sendiri saja tidak
bisa. Lamban dan bodoh sekali! Pekerjaan yang begitu sederhana, mengapa
orang tua tidak bisa mengerjakannya dengan baik? Kita belum mengalaminya
tentu sulit untuk memahaminya. Usia makin lanjut, terkadang kaki dan
tangan ini tidak dapat diajak kompromi, tidak menuruti kemauan kita.
Saya masih berpikir bahwa antara Papa dengan Nenek ada perbedaan waktu
yang cukup lama, siapa tahu kalau tanpa terasa Papa sudah sampai di
tahap ini juga. Setelah itu, saya tidak berani bermain-main lagi,
setiap saya melihat ada perubahan pada raut muka Papa, pasti akan berkeras
untuk mengantarkannya ke toilet, dan saya sendiri akan berdiri menunggu
di depan pintu. Awalnya Papa merasa agak kurang nyaman, tetapi
pelan-pelan akhirnya terbiasa. Saat saya menemani Papa untuk pergi ke
toilet dalam perjalanan pulang di atas pesawat, tiba-tiba ia berbisik
mengatakan, "Sebenarnya saya tidak bisa mengunci pintu WC dalam
pesawat." Saya menepuk-nepuk bahunya dan berkata, "Tidak apa-apa."
Hati terasa pilu, dan ingin sekali memberitahukan adik-adik saya yang ikut
agar dalam perjalanan berikutnya juga membawa suami masing-masing,
supaya bisa lebih memperhatikan orang tua. Dan juga ingin mengatakan
kepada kakak yang tidak ikut dalam perjalanan ini bahwa uang masih bisa
dicari kembali, tetapi rejeki yang paling besar adalah orang tua yang
masih sehat dan masih bisa diajak untuk perjalanan jauh. Setelah masalah
mengenai toilet ini sudah terselesaikan, kelak kita bisa melakukan
perjalanan ke tempat yang lebih jauh lagi.

Satu perjalanan ini banyak memberikan hikmah bagi saya, sehingga saat
sudah diatas kereta api, tanpa terasa saya meneteskan air mata. mungkin
karena perasaan yang terlalu sensitive, atau juga karena mengkhawatirkan
keadaan Papa Mama. Karena tadinya kurang memperhatikan, menjadi kaget
melihat Papa Mama yang sudah menjadi tua dan lemah; tidak mempunyai
'bahu yang tegap dan kuat' untuk 'tempat perlindungan yang hangat'
seperti dulu lagi. Ternyata manusia super yang selalu membantu saya
untuk mengangkat langit diatas kepala, juga bisa menjadi tua.

Rabu, 30 Juli 2008

Motivasi : Keledai yang jatuh kedalam sumur

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur.Hewan itu

menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan

apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya , Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu

ditimbun (ditutup - karena berbahaya);jadi tidak berguna untuk menolong si

keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya.

Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia

menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si

keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam

sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang

dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tan ah dan kotoran, si

keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan

badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki

tanah itu.

Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung

hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik.

Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur

dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam

tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, dsb)

adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita

(pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan

menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah.

Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan

pernah menyerah !

Senin, 28 Juli 2008

Biography (Biografi) : Mother Teresa

"By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am a Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my heart, I belong entirely to the Heart of Jesus."

Itulah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang dipenuhi oleh cinta kasih. Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.

Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916.

Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha.

Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik.

Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.

Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary's High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary.

Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling.

Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa.

Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka mengasihi-Nya.

Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.

Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.

Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.

Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan.

Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.

Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.

Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.

Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.

Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.

Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia.

Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan.

Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.

Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.

Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.

Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa.

sumber artikel:
http://biokristi.sabda.org/terpanggil_bagi_kaum_miskin_kisah_singkat_pelayanan_bunda_teresa

Anjing yang setia

Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut.

Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan anjing mereka.

Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang-ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing berlumuran darah segar.
“Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris, ketakutan, dan mulai terisak menangis.
“Ha…benar! Kurang ajar kau anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut berteriak panik.

Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata, sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya.

Bergegas kedua suami istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar, tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai. Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan.

Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali.

6 pertanyaan

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. ..
Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. .

Pertama...

"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini... ???

Murid-muridnya ada yang menjawab..."orang tua", "guru", "teman", dan "kerabatnya" ...

Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar...
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian"..
Sebab kematian adalah PASTI adanya....

Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua...

"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...???

Murid-muridnya ada yang menjawab... negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...

Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar...
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"...
Siapa pun kita... bagaimana pun kita...dan betapa kayanya kita... tetap kita
TIDAK bisa kembali ke masa lalu...
Sebab itu kita harus menjaga hari ini... dan hari-hari yang akan datang..

Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga...

"Apa yang paling besar di dunia ini...???

Murid-muridnya ada yang menjawab "gunung", "bumi", dan "matahari".. .

Semua jawaban itu benar kata Sang Guru ...
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"...
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya...
Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi ...
Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini... jangan sampai
nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...

Pertanyaan keempat adalah...

"Apa yang paling berat di dunia ini...???

Di antara muridnya ada yang menjawab... "baja", "besi", dan "gajah"...
"Semua jawaban hampir benar...", kata Sang Guru .. tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"...

Pertanyaan yang kelima adalah...

"Apa yang paling ringan di dunia ini...???

Ada yang menjawab "kapas", "angin","debu", dan "daun-daunan" ...
"Semua itu benar...", kata Sang Guru...
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah"...

Lalu pertanyaan keenam adalah...

"Apakah yang paling tajam di dunia ini...???

Murid-muridnya menjawab dengan serentak... "PEDANG...!! !"
"Hampir Benar...", kata Sang Guru tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia"...
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati... dan
melukai perasaan saudaranya sendiri...

Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...
senantiasa belajar dari MASA LALU...
dan tidak memperturutkan NAFSU...??
Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun...
dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....
serta senantiasa MENJAGA LIDAH
kita...???

Kisah sebuah test masuk kerja

Ada sebuah perusahaan besar di Indonesia (anda tahu Astra Internasional
bukan?) yang sedang mencari karyawan. Dalam tes tertulisnya, mereka
hanya memberikan satu kasus untuk dijawab:

Anda sedang mengendarai motor ditengah malam gelap gulita dan hujan
lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya
karena bencana banjir. Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan
1 buah bis yang saat ini juga sedang mengangkut orang-orang ke kota
terdekat. Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian bis satu-satunya
didaerah itu.

Di perhentian Bis itu Anda melihat 3 orang yang merupakan orang terakhir
di daerah itu yang sedang menunggu kedatangan Bis :
- Seorang nenek tua yang sekarat
- Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya.
- Seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda dan akhirnya Anda
temukan

Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk membonceng Anda, siapakah yang
akan Anda ajak ? Dan jelaskan jawaban Anda mengapa Anda melakukan itu.
Sebelum Anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu Anda
pertimbangkan:

Seharusnya Anda menolong nenek tua itu dulu karena dia sudah
sekarat.Jika tidak segera ditolong akan meninggal. Namun, kalo
dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya.
Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup kedepannya
masih panjang.

Dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. Inilah saat yang tepat untuk
membalas budi kepadanya. Tapi kalo dipikir, kalo sekedar membalas budi
bisa lain waktu khan. Namun,kita tidak akan pernah tau kapan kita
mendapatkan kesempatan itu lagi.

Mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka.Jika kali ini Anda
lewatkan, mungkin Anda tidak akan pernah ketemu dia lagi.Dan impian Anda
akan kandas selamanya.

Jadi yang mana yang Anda pilih ?
Jawab dulu sesuai naluri, nalar & kata hati anda dulu... Baru buka
contekannya dibawah ini. Kayaknya banyak dari antara anda yg akan salah
menjawab Untuk direnungkan saja (ndak usah serius-serius
amat):

Dari sekitar 2000-an orang pelamar hanya 1 orang yang diterima bekerja
di perusahaan itu. Orang tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya
menulis dengan singkat

"Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta
dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarat tersebut untuk ditolong
segera.
Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal disana dengan sang idaman hati
saya untuk menunggu Bis kembali menolong kami."

Maka sang HRD yg mulai kecewa dgn hasil seleksi para pelamar (sebab byk
yg gagal dan penjelasannya tidak memuaskan, egois, tidak perduli sesama
dsb.) akhirnya lega sekali. Tugasnya selesai...sudah ditemukannya sang
calon karyawan tersebut. Dan diterimanyalah calon karyawan tersebut dan
langsung mendapat "kualifikasi smart & brilliant employee, prospectfull
career".

MESSAGE:
Terkadang...dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang kita miliki,
mengakui segala keterbatasan yang kita miliki dan melepaskan semua
keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia, kita akan mendapatkan
sesuatu yang jauh lebih besar...... yaitu kejujuran dan keberanian kita
utk berkata yang sebenarnya tanpa bermaksud 'menutupi kebenaran itu'.

Anda tau nasib sang karyawan tadi?....Sekarang dia sudah menjadi seorang
Menperindag Indonesia. Ya dia......si "Rini Suwandi"...

Short story

Little girl and her father were crossing a bridge.
The father was kind of scared so he asked his little daughter,

'Sweetheart, please hold my hand so that you don't fall into the river.'

The little girl said, 'No, Dad. You hold my hand.'
'What's the difference?' Asked the puzzled father.

'There's a big difference,' replied the little girl.


'If I hold your hand and something happens to me,

chances are that I may let your hand go.

But if you hold my hand, I know for sure that no matter what happens,

you will never let my hand go.'



In any relationship, the essence of trust is not in its bind, but in its bond.


So hold the hand of the person who loves you rather than expecting them to hold yours...
This message is too short......but carries a lot of Feelings.

Adakah racun dalam dirimu

cerita motivasi

Dahulu kala dinegeri Cina adalah seorang gadis bernama Li-li.Ia baru
menikah dan tinggal di rumah mertuanya.
Dalam waktu singkat ia tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal
serumah bersama ibu mertuanya,karakter mereka sangat jauh
berbeda.Dan Li-li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.
Hari berganti hari,bulan berganti bulan Li-li dan ibu mertuanya
tidak pernah berhenti berdebat dan bertengkar.
Yang paling Li-li kesal adalah adat kuno Cina yang mengharuskan ia
harus selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan
mentaati segala kemauannya.
Semua kemarahan dan ketidak bahagiaan didalam rumah itu menyebabkan
kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-li yang berjiwa sederhana.
Akhirnya Li-li merasa tidak tahan lagi terhadap sifat buruk dan
kelakuan ibu mertuanya dan ia benar-benar bertekad untuk melaukan
sesuatu.
Li-li menjumpai seorang teman ayahnya seorang sinshe yang bernama
Wang yang mempunyai Toko Obat Cina.
Ia menceritakan semua situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun
yang kuat untuk diberikan kepada ibu mertuanya.
Sinshe Wang berpikir keras sejenak lalu ia berkata:"Li- li,saya mau
membantu kamu menyelesaikan masalahmu tapi kamu harus mendengarkan
saya dan mentaati apa yang saya sarankan.
"Baik,saya akan mengikuti apa yang bapak katakan"
Sinshe Wang masuk kedalam dan tak lama ia kembali dengan menggenggam
sebungkus ramuan."Kamu tidak bisa memakai racun yang keras yang
mematikan seketika untuk menyingkirkan mertuamu karena hal itu akan
membuat semua orang curiga.
Oleh karena itu saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat
yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun ditubuhnya."
Sinshe Wang melanjutkan, "Setiap hari,sediakan makanan yang enak-enak
dan masukan sedikit ramuan obat ini kedalamnya, lalu supaya tidak
ada yang curiga saat ia akan mati,kamu harus hati-hati sekali dan
bersikap sangat bersahabat dengannya,
jangan berdebat dengannya,taati semua kehendaknya dan perlakuan dia
seperti seorang ratu."
Li-li sangat senang. Ia berterimakasih kepada Sinshe Wang dan
buru-buru pulang kerumah untuk melaksanakan niatnya membunuh sang
ibu mertua.
Mingu demi mingu bulan demi bula berganti,setiap hari li-li melayani
mertuanya dengan makanan yang enak-enak yang sudah "dibumbuinya" .
Ia mengingat pesan sinshe Wang tenteang mencegah kecurigaan,maka ia
mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya,mentaati perintah ibu
mertuanya dan memperlakukannya seperti ibu kandungnya sendiri.
Setelah enam bulan berlalu,suasana di dalam rumah berubah drastis.
Li-li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga
ia menemukan dirinya tidak lagi sering marah-marah atau kesal.
Ia tidak pernah lagi berdebat dengan ibu mertuanya.Selama enam bulan
terakhir ia mendapatkan ibu mertuanya kini lebih ramah padanya.
Sikap sang ibu mertua terhadap Li-li telah berubah dan mulai
mencintai Li-li seperti puterinya sendiri.Ia terus menceritakan
kepada kawan-kawannya dan sanak familinya bahwa Li-li adalah menantu
yang paling baik yang ia peroleh.
Li-li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti
layaknya seorang ibu dan anak sesungguhnya.
Suami Li-li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi.
Suatu hari Li-li pergi menjumpai sinshe Wang dan meminta bantuannya
sekali lagi.Ia berkata,"Pak Wang,tolong saya untuk mencegah supaya
racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya janagn sampai
membunuhnya! "
ia telah berubah menjadi seorang ibu yang begitu baik sehingga saya
sangat mencintainya seperti ibu saya sendiri.Saya tidak mau ia mati
karena racun yang saya berikan padanya.."
Sinshe Wang tersenyum dan mengangguk-anggukka n
kepalanya:"Li- li,tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak
pernah memberi kamu racun.
Ramuan yang saya berikan kepadamu hanyalah ramuan penguat badan
untuk menjaga kesehatan beliau.Satu- satunya racun yang ada adalah
yang terdapat didalam pikiranmu sendiri dan di dalam sikapmu
terhadapnya. ."
"Tetapi semuanya telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan
kepadanya.."
==========
Sadarkah anda bahwa sebagaimana anda memperlakukan orang lain maka
demikianlah persis bagaimana mereka akan memperlakukan anda?
Ada pepatah Cina kuno berkata :"Orang yang mencintai orang lain akan
dicintai juga sebagai balasannya."

Kamis, 24 Juli 2008

Ada tetesan terakhir setelah tetesan terakhir

Ada Tetesan Setelah Tetesan Terakhir

Pasar malam dibuka di sebuah kota . Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.


Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini.

Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping.

Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir.


'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton: "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.

Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.


Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.


Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku.

Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan.


Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes rahmat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan rahmat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada Allah yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak.

Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut. (Bits & Pieces, The Economics Press)

Catatan khusus seorang pramugari

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.

Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking , penumpang sangat penuh pada hari ini.

Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking . anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian.

Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Minggu, 20 Juli 2008

Semilidetik Untuk Meraih Emas

Semilidetik Untuk Meraih Emas

Jika setiap pagi bank memberi anda pinjaman uang sebesar Rp. 86.400,- bebas untuk digunakan hanya pada hari itu saja, apa yang anda lakukan? Pastinya anda akan memanfaatkan uang itu sebaik-baiknya sebelum hari itu berakhir. Daripada hangus begitu saja, ya kan?

Kita semua memiliki bank seperti itu, namanya WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberi anda pinjaman 86.400 detik yang akan hangus jika tidak digunakan pada hari itu juga. Tidak ada waktu tambahan dan tidak ada juga “uang muka” untuk pinjaman esok harinya. Jadi, gunakan waktu anda sebaik-baiknya dan mulailah bertindak sekarang juga.

Cinta Seorang Ibu

CINTA SEORANG IBU

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua
dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit.

Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya
mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu
ayam dan banyak lagi. Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang
malang. Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan:

'Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa
lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku
mati.'

Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya,
sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang
dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa,
namun malang dia tertangkap. Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk
diadili dan dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman itu diumumkan ke
seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa
dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu. Dia menangis meratapi anak
yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan, 'Tuhan ampuni anak
hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosanya.'

Dengan tertatih-tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya
dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani
hukuman.. Dengan hati hancur, ibu itu kembali ke rumah. Tak hentinya dia
berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena
kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat ber-bondong2
manyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya
dan anak sudah pasrah dengan nasibnya. Terbayang di matanya wajah ibunya
yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan
tiba, lonceng belum juga berdentang. Sudah lewat lima menit dan suasana
mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng
datang. Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali
lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.

Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir
darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat.
Dengan jantung ber-debar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang
naik ke atas menyelidiki sumber darah.

Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur
berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan
lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur
di dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air
mata. Sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah
diturunkan, menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.

Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan
mengikat dirinya di lonceng, memeluk bandul dalam lonceng untuk
menghindari hukuman pancung anaknya.

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya. Betapapun jahat
si anak, ibu akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih
mampu, karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini.

Sesuatu untuk dijadikan renungan untuk kita... agar kita selalu mencintai
sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Hemat itu Gaya

"Dapatkan satu set dapur branded, ditambah satu jaket kulit eksklusif, bila anda membeli apartemen sebelum akhir bulan ini","Bagi putra putri Anda, mainan kecil selama penerbangan" . Serbuan promosi ini kesemuanya ditanggapi oleh kita, baik yang kaya maupun miskin, yang perlu ataupun tidak memerlukan, dengan ungakapan: "kenapa tidak?" Apakah sesudah itu jaket maupun mainan dibuang ke tong sampah karena tidak cukup "berharga" untuk disimpan, itu urusan laen. Yang penting, kita "mendapatkan" -nya.

Tanpa sadar prilaku konsumsi kita sudah berjalan tanpa pikir panjang lagi. Kita tidak terlalu memedulikan lagi, apakah kita menjalankan "over consumption" yang diikuti prilaku membuang sampah, sesaat menggunakan produk kemudian mengganti lagi dengan produk laen atau mengikuti tren produk selanjutnya. Gejala "over consumption" ini sudah menggejala di setiap lapisan masyarakat secara menyedihkan. Tengok betapa seorang yg berpenghasilan dibawah satu juta rupiah membelanjakan uangnya untuk membeli pulsa ponsel. Seberapa pentingkah komunikasi instan ini bagi dirinya?


Sering dengan ajakan banyak pihak termasuk pemerintah untuk mengencangkan ikat pinggang, semakin gencar pula para produsen bersaing melalui upaya pemasaran yang gila-gilan. "50% diskon untuk makan di restoran ternama, selama tiga bulan ini". Alhasil, makanan restoran yang dulunya kita nikmati sedikit-sedikit dan perlahan-lahan sekarang kita konsumsi lebih banyak, bahkan kadang sampai terbuang percuma. Meskipun beberapa orang tua masih kerap menasehati putra putrinya untuk "ingat pada yang tidak punya makanan". namum konsumsi makanan (baca: berlebihan) tetap berjalan terus.

Kita jadi sadar bahwa kita berada di tengah ambivalensi perasaan dan evaluasi mengenai realitas sosial dan konsumsi kita sendiri. Keadaan yang kita sadari ini pun ingin kita ubah, namun tenaga serasa tidak cukup untuk berubah dan mengubah gaya hidup seketika. Tanpa terasa badai konsumsi sudah bergitu kuat mewarnai hidup kita dan sudah kita anggap sebagai kebutuhan pokok. Keluarga menengah yang tinggal, misalnya dibilangan Bekasi, sering kita lihat mengupayakan untuk punya mobil dua. "saya bekerja di Tangerang dan istri berkantor di daerah Sudirman". kami tidak punya waktu pilihan. Kalau tidk menggunakan dua mobil, kami tidak punya waktu untuk keluarga". Kenyataan seperti ini seolah berbunyi "No Way Out". yang kemudian bisa membuahkan sikap apatis, tidak berdaya, tanpa ancang-ancang langkah mundur bila, misalnya, harga BBM melonjak dan tidak terbayarkan lagi.

Cerminan Diri

Semenjak tahun 80-an, keberadaan mal-mal indah, sejuk dan nyaman seakan menjadikan kegiatan shopping sebagai ritual yang sah, bahkan dijadikan sarana untuk mengumandankan "Siapa Saya" alias identitas diri. "Apa yang kita beli dan konsumsi, adalah cerminan dari diri kita". Tanpa sadar kita sudah berada pada situasi di mana konsumsi tidak ada hubungannya dengan "biaya" dan kebutuhan. Konsumsi adalah "impluse", yaitu reaksi implusif yan secara sengaja dipelajari dan didalami oleh kaum marketers yang berusaha untuk menyasar para konsumen agar lebih mengonsumsi dan mengonsumsi lagi. Operator telepon, penjual minuman, bahkan rokok sangat menyadari bahwa konsumen yang paling empuk adalah remaja. Dan, karenanya remaja dininabobokan dengan konsumsi yan mudah, ringan tetapi adiktif, menjebak, dan sulit bisa lepas lagi. Pertanyaannya, mungkihkah kita kembali ke era dimana kita melakukan "reasonable & reflective consumption" , dn dengannya berpikir keras mengenai kuantitas dan kualitas barang yang kita konsumsi? Antara "Punya dan Berbagi" Saya teringat kebiasaan ayah saya di tahun 60-an, yang setiap pagi hari pukul 6 berangka tdari rumah di Cilandak dan mengangkut beberapa anak sekolah langganan sepanjang jl. Fatmawati, yang sudah seolah ber-"gentleman agreement" untuk berangkat bersama."Daripada kosong", bergitu komentar ayah saya yagn dengan bangga mengendarai Austin Thames-nnya, mobil pribadi pertama yang dimilikinya. Memiliki mobil pada zaman itu merupakan prestasi yang sangat dibanggakan, tetapi kemudian "berbagi fungsi dan kemudahan membuat hidup lebih bermakna lagi".Mengapa di zaman sekarang, kita tidak kunjung bisa menanggulangi jalan macet dengan berbagi? Bahkan, kita menghalalkan pelanggaran dengan memanfaatkan para"joki" demi "privacy" alias "selfishness" . Gaya hidup "berbagi" memang tidak terlalu populer dikalangan "gaul", dibandingkan dengan isu "mempunyai". Disinilah budaya selfishness tumbuh subur tanpa sada bahwa dengan memanfaatkan dan menikmati kebersamaan dan hubungan sosial, kita bisa lebih sejahtera.

Berhemat itu Canggih

adalah "matre" atau sikap materialistis nampaknya sudah kuno, basi, tidak signifikan lagi, karena kita memang sudah terbiasa, bahkan terbelenggu menjadi konsumen setia. Kemudahan dan keuntungan sebagai pemegang kartu kredit dan kartu debet dan segala macam kemudahan berutang menjadikan kita tidk kuasa lagi untuk setiap kali, berhenti sejenak, berpikir, dan mempertimbangkan tentang pengeluaran uang, ongkos, serta kegunaan dari barang, produk maupun jasa yang kita konsumsi, nampaknya untuk berhemat, semua dari kita perlu "start from scratch" dan mendesain suatu pendekatan yang lebih manusiawi ketimbang membeli, demi menyelamatkan kesejahteraan fisiologis, psikologis, emosional, dan spiritual.

Jumat, 18 Juli 2008

Cangkir teh

Seorang Jendral perang sedang mengagumi barang antiknya yang sangat berharga. Tiba-Tiba...

Jendral : AIYAH !!! Hampir saja jatuh... (saking terkejutnya, keringat jendral bercucuran).

Kemudian dia berpikir : "Aku telah memimpin sepuluh ribu pasukan dalam medan perang, dan tak pernah takut, bahkan tidak pernah takut mati. Mengapa aku begitu cemas oleh cangkir sekecil ini ?

Ia akhirnya menyadari bahwa kecintaan yang membawa rasa takut kehilangan menyebabkan kecemasannya. Ia pun melempar cangkir itu melewati bahunya dan cangkir itu hancur.

Kamis, 17 Juli 2008

Hanya Gila Bukan Bodoh !!!

Hanya Gila Bukan Bodoh !!!

' A ' seorang pegawai laki-laki yg suatu pagi dengan terburu-buru mengendarai mobilnya berangkat ke kantor, tiba-tiba salah satu ban mobilnya kempes. Dia terpaksa berhenti di tepi jalan tepat di depan sebuah rumah sakit jiwa. Dia mengganti ban mobilnya, tapi saking terburu-burunya dia malah nggak sengaja menyenggol dan menjatuhkan kelima baut ban mobilnya ke dalam sungai kecil yang memisahkan jalan dengan rumah sakit jiwa itu. Dia langsung panik dan segera masuk ke sungai untuk mencarinya tapi nggak ketemu-ketemu ... air sungai sangat keruh dan dengan lelaki itu mengaduk-ngaduk air sungai itu malah membuat kotoran yang naik dari dasar sungai semakin banyak dan air semakin keruh ... dan dengan mangaduk-aduk air membuat air menjadi mengalir lebih lancar dan menghanyutkan apa aja yang ada di dalamnya.
Dia tambah kebingungan gak tahu harus bagaimana lagi ... ada seorang gila yang dirawat di rumah sakit jiwa itu yang memperhatikan lelaki itu yang kebingungan ... lalu orang gila itu berjalan mendekati pagar dan bertanya pada lelaki itu ... 'kenapa pak?' ... 'ini, ban mobil saya kempes. Saat saya menggantinya nggak sengaja saya malah menjatuhkan kelima baut ban mobilku itu ke dalam sungai, sekarang aku gak bisa menemukannya ... dan aku akan terlambat ke kantor!!' jawab lelaki itu ... 'gini aja pak ... kan masih ada 3 ban sisanya ... masing-masing ban kan punya 5 baut, ambil aja satu baut dari masing-masing ban yang tersisa sehingga bapak bisa mendapatkan 4 baut untuk setiap ban, lalu kendarai mobil bapak pelan-pelan sampai ke bengkel terdekat.' kata si orang gila ... 'oh iya, ya ... betul juga ...' kata lelaki itu sambil manggut-manggut, 'lho, bapak bisa punya ide demikian hebat tapi kok dirawat di rumah sakit jiwa sih?' tanya lelaki itu kepada si orang gila ... 'bapak ini bagaimana?! saya ini hanya GILA bukan BODOH ...!!!' jawab si orang gila dengan nada tersinggung sambil ngeloyor pergi ... 'hah?!' si lelaki itu hanya bengong ...

Guyonan ini lumayan nonjok ya ... kadang memang saat kita terjepit suatu masalah, kita nggak bisa berpikir dengan jernih ... panik ... bingung dan malah sering bikin masalah tambah rumit akibat kepanikan kita ... gak tambah nemuin jalan keluar malah tambah kacau ...

Motivasi : Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik

Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik


Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan
dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa
beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah
berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang
wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan,
ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut
pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,
'berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?'
Wanita itu menjawab: 'Kamu tidak perlu membayar apapun'.
'Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan'
kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :' Dari
dalam hatiku aku berterima kasih pada anda.'

Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang
sangat kritis. Paradokter dikota itu sudah tidak sanggup
menanganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kotabesar, dimana terdapat dokter
spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia
mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas
pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju
kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia
langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali
ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk
menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan
perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh
kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan
rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan
kepadanya untuk persetujuan.

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar
tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa
ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan
ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan
tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi..
'Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu..' tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: 'Tuhan, terima
kasih
, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan
tangan manusia.'

Sekarang terserah anda,anda dapat mengirimkan pesan cinta ini kepada
orang lain, atau abaikannya dan berpura-pura bahwa kisah ini tidak
menyentuh hati Anda.--

Motivasi : BESARNYA PENGHARGAAN

BESARNYA PENGHARGAAN

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya.

Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya.

Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut
anjing itu.

Ia mengambil catatan itu dan membacanya,

'Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut
anjing ini.'

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang
sebesar 10 dollar di sana . Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia
memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan
diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan
berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat
penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya,
melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan
sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu
penyeberang berwarna hijau.

Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual
daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat 'Papan
informasi jam perjalanan '.

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya.

Si anjing melihat 'Papan informasi jam perjalanan' dan kemudian duduk
disalah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang,

si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke
tempat duduknya.

Bus lain datang.

Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya.

Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing
naik.

Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik
ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota .

Si anjing melihat pemandangan sekitar.

Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2
kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti.

Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging.

Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil
dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga.

Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu.

Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui
jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun
tersebut.

Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali,
berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan
mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta
menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut,

'Apa yang kaulakukan ..?
Anjing ini adalah anjing yg jenius.
Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. '

Pria itu menjawab, 'Kaukatakan anjing ini pintar ...?

Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya
..!'

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda.

Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang
sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita.

Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus
pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh.

Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa
pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita
menghadapi pilihan yang sama.

Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini,
apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan,
atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.

Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari.

Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

Senin, 14 Juli 2008

Think outside of the BOX

Good Questions and Great Answers - Think outside of the BOX

Below are the Interview Questions.

No one will GET second chance to impress....

Very Impressive Questions and Answers..... Think of your answers before checking the actual one.......

Question 1: You are driving along in your car on a wild, stormy night, it's raining heavily, when suddenly you pass by a bus stop, and you see three people waiting for a bus:
An old lady who looks as if she is about to die.
An old friend who saved your life once.
The perfect partner you have been dreaming about.

Which one would you choose to offer a ride to, knowing very well that there could only be one passenger in your car?

This is a moral/ethical dilemma that was once actually used as part of a job application.

* You could pick up the old lady, because she is going to die, and thus you should save her first;
* or you could take the old friend because he once saved your life, and this would be the perfect chance to! pay him back.
* However, you may never be able to find your perfect mate again.

The candidate who was hired (out of 200 applicants) had no trouble coming up with his answer. Guess what was his answer?

He simply answered:

"I would give the car keys to my Old friend and let him take the lady to the hospital. I would stay behind and wait for the bus with the partner of my dreams."

Sometimes, we gain more if we are able to give up our stubborn thought limitations. Never forget to "Think Outside of the Box."

Question 2: Interviewer: He ordered a cup of coffee for the candidate. Coffee arrived kept before the candidate, and then he asked what is before you?

Candidate: Instantly replied "Tea"

He got selected.

You know how and why did he say "TEA" when he knows very well that coffee was kept before.

(Answer: The question was "What is before you (U - alphabet)
Reply was "TEA" ( T - alphabet)

Alphabet "T" was before Alphabet "U"

Question 3: The interviewer asked to the candidate "This is your last question of the interview. Please tell me the exact position of the center of this table where u has kept your files."

Candidate confidently put one of his finger at some point at the table and told that this was the central point at the table. Interviewer asked how did u get to know that this being the central point of this table, then he answers quickly that sir u r not likely to ask any more question, as it was the last question that u promised to ask.....

And hence, he was selected as because of his quick-wittedness.........

This is what Interviewer expects from the Interviewee.....

"THINK OUTSIDE OF THE BOX"

Minggu, 13 Juli 2008

Motivasi : Wortel, Telor, dan Kopi

Wortel, Telor, dan Kopi

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang
sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud
untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila
satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci
dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam
panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa
wortel. Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada
panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga
panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar.
Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua
puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan
diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di
dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir.

Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: "Sayangku,
apa yang kaulihat?"

"Wortel, telur, dan kopi," jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia
melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang
ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas
kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang
ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi
yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya "Apa artinya, bapa?"

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang
sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel
yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih
menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar
tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air
mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi
sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air
tawar menjadi enak.

"Yang mana engkau, anakku?" sang ayah bertanya. "Ketika penderitaan
mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur,
atau kopi?"

Bagaimana dengan ANDA, sobat?

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat
berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan
kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau
tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan,
perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar
Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,
serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang
membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100ยบ C.
Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak.

Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam
keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga
membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur,
atau biji kopi?

Motivasi : Pelajaran berharga dari film KungFu Panda

KUNG FU PANDA

Po, si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya,
memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka,
dalam suatu kompetisi, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yang
dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam
Tai Lung.

Saat menonton film animasi ini, saya seperti diingatkan tentang
beberapa hal:

1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga,
yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang
akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya
sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga
kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial.
Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master
Oogway, You just need to believe

2. Teruslah kejar impianmu. Po, panda gemuk yang untuk bergerak saja
susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita
yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh
pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway,
Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah
anugerah, makanya disebut Present (hadiah). Jangan biarkan diri kita
dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo
berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu
percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po. Ia memandang Po tidak berbakat.
Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap.
Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah ShiFu
diyakinkan Master Oogway
-gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu
satu-satunya orang yang mampu melatihnya. Sebagai guru atau orang
tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak
ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita
untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga
acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih
mampu untuk membimbing mereka.

4. Tiap individu belajar dengan caranya sendiri dan
motivasinya sendiri. Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain.
Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang
kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang
unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika
kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada
anak-anak yang dirugikan.

5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa
membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah. Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk
Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan
impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu
tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung
dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya.
Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri
sendiri/anak/ murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja
mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar
informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Baru-baru ini
saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi
diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan
orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan
ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang
tidak kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya
proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan. Ketika
kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang
keliru.

6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan
tinggal dalam hatimu. Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak
pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada
murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa
merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. Keluarga sangatlah penting. Di saat merasa terpuruk, Po
disambut
hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan
rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita
memberi dukungan pada anggota keluarga kita?

-blessed to bless-