Minggu, 05 Oktober 2008

Donat yang terlupakan

Tidak lama setelah PD II berakhir, Eropa berada dalam keadaan porak poranda, puing-puing berserakan dimana-mana. Mungkin pemandangan yang paling memprihatinkan adalah anak-anak yatim piatu yang kelaparan, berkeliaran di jalan-jalan raya yang luluh lantak oleh perang.

Pada suatu pagi yang dingin di London, seorang prajurit sedang dalam perjalanan kembali ke barak. Ketika dia menikung dengan mobil jibnya, dia melihat seorang anak laki-laki berumur 6 atau 7 thn, berdiri dengan hidungnya menempel pada jendela toko kue. Anak laki-laki yang kelaparan tersebut melihat dalam diam ketika pembuat kue menguleni adonan utk membuat sejumlah kue donat.

Prajurit itu kemudian menepikan mobil jibnya, beranjak keluar,dan berjalan pelan ke samping anak kecil itu. Melalui jendela yang beruap, dia memandang kue-kue yang lezat tersebut. Hati prajurit tersebut menjadi iba kepada anak kecil itu, maka dia bertanya "Nak, apakah kamu ingin makan kue-kue tersebut?" Terperanjat, anak kecil itu memandang ke atas, ke orang yang tinggi tersebut dan meringis, "Ya, Pak, aku mau!". Dengan tenang, prajurit itu msk ke toko kue, membeli selusin donat, dan keluar kembali ke udara kota london yang berkabut. Dia berhadapan dengan anak kecil tersebut, tersenyum dan mengulurkan kantong yang berisi donat-donat dan berkata, " Ini untukmu". Ketika dia berjalan kembali ke mobilnya, dia merasakan jasnya ditarik. Dia berhenti dan tersenyum balik pada anak itu, yang kemudian bertanya dengan pelan, "Tuan, apakah anda Tuhan?"

Tentu saja, prajurit itu bkn Tuhan, tetapi pastinya adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Dia seorang pemberi semangat, yang menunjukkan pada anak kecil bahwa masih ada kebaikan dan nurani di dunia ini. Aku percaya bahwa anak tersebut tidak akan pernah melupakan selusin donat itu, anak itu akan selalu berdoa utk prajurit tersebut, yang telah mengisi kekosongan dalam hidupnya.

Tidak ada komentar: