Minggu, 13 Juli 2008

Motivasi : Pelajaran berharga dari film KungFu Panda

KUNG FU PANDA

Po, si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya,
memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka,
dalam suatu kompetisi, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yang
dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam
Tai Lung.

Saat menonton film animasi ini, saya seperti diingatkan tentang
beberapa hal:

1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga,
yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang
akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya
sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga
kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial.
Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master
Oogway, You just need to believe

2. Teruslah kejar impianmu. Po, panda gemuk yang untuk bergerak saja
susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita
yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh
pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway,
Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah
anugerah, makanya disebut Present (hadiah). Jangan biarkan diri kita
dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo
berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu
percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po. Ia memandang Po tidak berbakat.
Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap.
Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah ShiFu
diyakinkan Master Oogway
-gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu
satu-satunya orang yang mampu melatihnya. Sebagai guru atau orang
tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak
ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita
untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga
acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih
mampu untuk membimbing mereka.

4. Tiap individu belajar dengan caranya sendiri dan
motivasinya sendiri. Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain.
Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang
kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang
unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika
kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada
anak-anak yang dirugikan.

5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa
membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah. Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk
Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan
impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu
tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung
dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya.
Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri
sendiri/anak/ murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja
mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar
informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Baru-baru ini
saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi
diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan
orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan
ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang
tidak kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya
proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan. Ketika
kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang
keliru.

6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan
tinggal dalam hatimu. Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak
pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada
murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa
merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. Keluarga sangatlah penting. Di saat merasa terpuruk, Po
disambut
hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan
rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita
memberi dukungan pada anggota keluarga kita?

-blessed to bless-

Tidak ada komentar: